Kamis, 11 Oktober 2012


Catatan Kecil Tentang Iman

Saya ingin memulai catatan ini dg menukil sebuah dalil dr al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 1-3 dan surat al-Baqarah ayat 214.
”Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ’Kami beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan, sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-Ankabut: 1-3)
”Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kalian? Maka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ’Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” (al-Baqarah: 214)
Kedua dalil di atas secara garis besar bermakna bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yg mengaku beriman, tanpa mengujinya dg cobaan-cobaan terhadap iman tersebut seperti cobaan yg telah ditimpakan pd umat-umat terdahulu. Jadi, pesan saya untuk saya dan kita semua, SELALU BERSIAPLAH DG COBAAN ALLAH! Dan jangan takut dg cobaan Allah. Kita tentu masih ingat dg anak sekolah bukan? Jika ingin naik kelas harus menghadapi apa dulu? Ya, betul, ujian! Seperti itulah, jika kita berhasil melewati ujian atau cobaan dari Allah maka derajat kita akan dinaikkan oleh Allah.
Berikut ini saya sampaikan kisah-kisah cobaan yg dihadapi oleh umat Islam yg terjadi di masa dakwah Nabi Muhammad SAW. Para sahabat Nabi yg disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy karena ketahuan berpindah agama dari agama nenek moyang mereka yg penuh kemusyrikan kepada agama Islam yg dibawa oleh Rasulullah SAW. Saya mulai dari paman Sayyidina Utsman bin Affan yg pernah diselubungi oleh tikar dari daun kurma, lalu diasapi dari bawahnya. Sahabat Mush’ab bin Umair ketika masuk Islam, seketika itu beliau diusir dari rumah dan tidak diberi makan oleh ibunya, padahal sebelumnya ia selalu hidup dalam kecukupan dan kemewahan, sehingga kulitnya mengelupas seperti ular yg berganti kulit.
Sahabat Bilal bin Rabbah yg saat itu menjadi budak Umayyah bin Khalaf pernah dibawa keluar selagi matahari tepat di tengah ufuk, lalu ditelentangkan di atas padang pasir Makkah. Umayyah meminta sebuah batu yg besar kemudian diletakkan di dada Bilal, seraya berkata, “Tidak demi Allah (orang kafir Quraisy sering mengucapkan sumpah atas nama Allah, tetapi mereka juga menyekutukan Allah dg ’Uzza dan berhala lain), kamu tetap seperti ini hingga kamu mati atau kamu mengingkari Muhammad dan mau menyembah Latta dan ’Uzza.” Bilal hanya mampu berucap,”Ahad, ahad….” (Allah itu satu dan tidak ada sekutu bagi-Nya). Penyiksaan itu berlanjut hingga lewatlah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq ra. lalu memerdekakannya dg membayar lima keping perak.
Ammar bin Yasir beserta ayahnya, Yasir dan ibunya, Sumayyah disiksa oleh Abu Jahal dan orang-orang kafir dg menyeret mereka ke tengah padang pasir yg panas membara, lalu menyiksa mereka. Yasir meninggal dunia dalam penyiksaan itu dg tersenyum karena memeluk iman Islam dg sempurna. Sumayyah menyusul setelah ditikam dg tombak oleh Abu Jahal. Sedangkan Ammar disiksa dg ditimpakan batu panas di dadanya dan sebagian tubuhnya di tanam ke dalam pasir yg panas membara. Menghadapi siksaan ini Ammar terpaksa mau menuruti perintah kafir Quraisy. Setelah itu dia menemui Rasulullah SAW. Sambil menangis dan minta ampun sehingga turun ayat 106 surat an-Nahl, bahwa Allah tidak murka terhadap orang yg kafir karena dipaksa sedangkan hatinya tetap beriman.
Kisah di atas adalah sebagian kecil pesona iman yg luar biasa dr para sahabat Nabi yg mungkin tidak kita temui di zaman sekarang. Cobaan yg kita hadapi mungkin berbeda, karena zaman telah berubah. Jika saya boleh menginventaris berdasarkan dari apa yg saya dengar dari pengalaman teman, cobaan yg kita hadapi sebagai kaum muda mungkin,
1.Patah hati karena diputus pacar. Siapa suruh pacaran?? Mending langsung nikah aja, lebih aman :)
2.Patah hati karena ditolak cewek atau cowok. Ni lagi, mo usaha ya…..?
3.Patah hati karena putus tunangan. Ternyata banyak juga kasus putus tunangan yg begitu memukul perasaan sekaligus iman kaum muda, ini berdasarkan curhat teman-teman yg sempat saya dengar. Kasian jg yach…. namanya juga belum jodoh.
4.Frustasi karena tidak segera ketemu jodoh.
5.Frustasi kerena sulit mencari kerja atau lama menganggur.
6.Usaha yg dirintis gagal.
7.Dan lain-lain.
Memang, pemaksaan untuk pindah kepercayaan mungkin tidak terjadi, namun kadang iman seseorang bisa begitu rapuh oleh suatu cobaan kecil dan remeh seperti yg terjadi saat ini; gagal dalam pemilu legislatif, stroke kumat lalu mati, ada juga yg pindah kediaman ke Rumah Sakit Jiwa, lalu yg lebih parah ada yg bunuh diri karena malu telah gagal menjadi anggota dewan. Na’udzubillah, Allah tidak menciptakan kita untuk menjadi penghuni neraka selamanya karena menyia-nyiakan hidup.
Sebagai penganut paham aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, kita mengikuti pendapat Imam Abul Hasan al-Asy’ari (260 – 234 H) dan Imam Abu Manshur al-Maturidi (wafat 333H), bahwa iman seorang muslim itu bisa bertambah dan bisa juga berkurang, sesuai dg amalnya. Untuk itulah mari kita mulai dari saat ini untuk menjaga iman kita, berusaha senantiasa meningkatkannya dg memperbanyak amal shalih, mengenal Allah dan lebih mendekatkan diri pada-Nya, lalu……………bersiap-siap menghadapi ujian dari-Nya. Percayalah, pertolongan Allah itu sangat dekat bagi orang-orang yg menjaga iman kepada-Nya, seperti keterangan di akhir surat al-Baqarah : 214.
Saling berdo’a yuk, semoga kita berhasil menghadapi ujian dg iman dalam hati yg selamat, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar