Kamis, 11 Oktober 2012


Ahh….. Plong Rasanya (Sebuah Rasa Ikhlas)

Adalah yang saya rasakan ketika saya melakukan sesuatu atas dasar ikhlas, berbeda dengan ketika saya melakukan sesuatu dengan tidak ikhlas atau mengharapkan sesuatu dari apa yang saya lakukan. Contoh sederhana adalah ketika saya sms seseorang yang spesial dimana saya ingin dekat dengannya lewat sms tadi. Ketika sms tidak dibalas, di hati tumbuh dongkol, marah, bahkan muncul prasangka-prasangka negative, jangan-jangan ……, jangan-jangan ……. Itu karena saya tidak ikhlas. Berbeda ketika saya sms sesorang yang sama dengan maksud cuma untuk memberikan perhatian tulus, masalah dibalas atau tidak itu urusan dia. Setelah sms dikirim, meskipun tidak ada balasan, hati tetap tenang, tidak ada fikiran-fikiran negatif jangan-jangan tadi. Hati terasa plong tanpa beban, plong karena tidak menunggu hasil dari apa yang telah diberikan. Ini adalah ikhlas yang disandarkan pada manusia, bagaimana dengan ikhlas yang disandarkan pada Tuhan kita, Allah? Pasti akan membawa ketenangan hati dan jiwa yang luar biasa.
Ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekat kepada Allah dari hal yang mengotorinya. Jadi yang kita lakukan adalah murni hanya untuk mendekat kepada Allah tanpa berharap apapun selain ridho-Nya, tak peduli bagaimana penilaian orang terhadap kita. Saat kita melakukan sesuatu, terutama ibadah, dimana kita ingin ada orang yang melihat ibadah kita agar dia memuji kita, maka itui adalah perbuatan riya’. Riya’ adalah kebalikan dari ikhlas. Kita patut berhati-hati dengan sifat riya’ ini karena Rasulullah SAW. pernah bersabda bahwa riya’ itu termasuk syirik kecil atau samar, karena sesuatu yang seharusnya kita lakukan karena Allah semata, tapi dalam hati kita terbersit keinginan agar dipuji orang lain. Dengan demikian sama juga kita menempatkan posisi orang pada posisi yang seharusnya cuma Allah yang ada (yaitu tujuan utama dari ibadah), inilah letak syiriknya. Hindari juga beribadah untuk tujuan selain Allah seperti puasa untuk menurunkan berat badan, shalat malam agar tubuh menjadi lebih sehat, dll., sementara tujuan untuk memperoleh ridho Allah dinomor duakan, ini bukan semangat ikhlas.
Ada satu ucapan ulama’ salafushshalih yang sangat bertenaga tentang ikhlas ini, yaitu Syaikh As-Suusiy, beliau berkata, “Ikhlas adalah merasa tidak berbuat ikhlas. Barang siapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi”. Maksud beliau adalah membersihkan amal dari sifat ‘ujub (berbangga diri). ‘Ujub ini masih saudara dengan sombong. Merasa telah berbuat ikhlas dan melihat keikhlasan diri adalah ‘ujub, dan itu merupakan salah satu penyakit keikhlasan. Amal yang ikhlas adalah yang bersih dari segala jenis perusak keikhlasan.
Yhuk mari sobat, mulai sekarang kita belajar untuk ikhlas. Baik yang disandarkan kepada manusia terlebih lagi kepada Allah. Percaya dech, pujian manusia itu gak ada apa-apanya, gak penting banget, yang penting kan pujian Allah. Ikhlas saat kita beramal, dan ridho dengan apa pun hasil dari amal kita. Ini bedanya, ikhlas itu saat beramal dan ridho setelah beramal, ilmunya Aa Gym neh, hehehe….. :)
Semoga Allah menjadikan kita sebagai golongan orang-orang yang ikhlas, amin.
Apakah dlm menulis ini saya ikhlas? Wallahu a’lam, saya gak bisa jawab :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar